Bicara tentang cinta, ada satu fenomena yang menarik dan perlu mendapat perhatian dari kita semua. sepertinya sebagian besar dari kita selalu merasa gatal bahwa jika cinta tak diekspresikan dengan aktifitas mencintai, akan berakhir dengan kegelisahan. itu sebabnya, jangan mencintai, jika akhirnya banyak yang kabur dalam memaknai cinta. banyak yang gelap mata, dan tidak sedikit yang miskin ilmu. dikiranya mengekspresikan cinta, ternyata malah menggeber nafsu. padahal, cinta tak sama dengan aktivitas mencintai.
Pada usia remaja, rasa ketertarikan pada lawan jenis sedang hangat-hangatnya. virus merah jambu pun mulai mengikuti. Dampaknya sudah bisa kita lihat dengan mata kepala dan mata kaki sendiri. Pancaran yang diawali dari PDKT, kencan dan bikin komitmen makin populer dikalangan remaja. Seolah ada aturan tak tertulis yang mengharuskan remaja punya pacar. Katanya, pacaran bisa memupuk kedewasaan dalam emosi dan kepribadian. Apa iya??
Seharusnya cinta tetap bisa tumbuh dan terpelihara meskipun dengan aktifitas mencintai. Itu sebabnya pula, cinta tetap ada meskipun tanpa diwujudkan dengan pacaran. Karena cinta memang beda dengan pacaran. Buktinya, banyak orang jatuh cinta, dan nggak sedikit yang memendamnya. mereka cukup merasakan cinta didalam hatinya. Entah karena tak kuasa mengatakan kepada orang yang dicintainya, atau memang sengaja ingin memelihara dan merawatnya sampai pada suatu saat kuncup itu menjadi mekar dan berbunga ditaman hatinya.
Dua alasan tersebut tak perlu dipertentangkan. Karena yang terpenting adalah cinta yang tidak diekspresikan dalam aktivitas saling mencintai pun, tetap akan tumbuh didalam hati. Kenyataan ini pula yang mengukuhkan bahwa cinta tidak selalu sama dan tak sebangun dengan aktivitas mencintai. Jelas, ini mematahkan mitos selama ini yang meyakini bahwa jika jatuh cinta harus diwujudkan dengan aktivitas mencintai, yang bisa dikenal dengan nama pacaran.
Sumber: baca buku 99 ideas for happy teens... ^_^